AMIN
Pembagian Bansos dari Jokowi dengan disesuaikan Waktu Pencoblosan Pilpres Menimbulkan Keraguan Akan Netralitas Program Tersebut

Pembagian Bansos dari Jokowi dengan disesuaikan Waktu Pencoblosan Pilpres Menimbulkan Keraguan Akan Netralitas Program Tersebut

31 Jan 2024
82x
Ditulis oleh : FDT

Pada Jumat (25/1/2024), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan bahwa program bantuan sosial (bansos) akan dibagikan antara bulan Januari-Juni 2024. Ini sama saja dengan waktu pencoblosan pilpres (pemilihan presiden) pada bulan 14 Februari dan 26 Juni 2024. Jokowi menargetkan 18,8 juta orang sebagai penerima bansos dengan anggaran mencapai Rp 11,25 triliun. Keputusan ini menuai kontroversi di tengah publik, yang mengaitkannya dengan kepentingan politik Jokowi.

Pembagian bansos dengan disesuaikan waktu pencoblosan pilpres menimbulkan keraguan akan netralitas program tersebut. Banyak pihak yang menyatakan keraguan terhadap alasan pelaksanaan program bansos tersebut. 

Dalam konteks ini, para kritikus menuding bahwa Jokowi memanfaatkan moment pencoblosan pilpres untuk meraup dukungan politik. Keputusan tersebut dinilai sebagai bagian dari strategi politik untuk memperkuat posisinya dan partainya dalam perebutan kekuasaan. Dengan memanfaatkan program bansos, Jokowi dianggap berusaha mempengaruhi opini publik dan meningkatkan popularitasnya di tengah masyarakat. Rakyat dan mahasiswa mulai muak dengan strategi licik Jokowi dalam mempertahankan kekuasaan.

Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) juga tidak mempunyai kewenangan apapun, seperti impoten jika berhadapan dengan kecurangan dari paslon 02. Bawaslu sebenarnya bisa dan mampu menegur presiden jika melakukan kecurangan dalam kampanye, apalagi menggunakan uang rakyat.

Selain itu, program bansos yang disesuaikan dengan waktu pencoblosan pilpres juga menimbulkan kekhawatiran akan adanya kecenderungan politisasi dalam penyaluran bantuan sosial. Hal ini dapat mengundang spekulasi bahwa keputusan tersebut bertujuan untuk mempengaruhi pilihan politik masyarakat penerima bansos. Dikhawatirkan bahwa penyaluran bansos yang terkesan dipolitisasi ini dapat mengganggu prinsip netralitas dan keadilan dalam penyelenggaraan pilpres.

Terkait hal ini, publik juga mulai memperhatikan dinamika politik dalam pemerintahan terkait rencana kelanjutan kekuasaan Jokowi. Banyak rakyat yang menerima bansos tetapi dalam pilihan pilpresnya tidak ingin kekuasaan Jokowi berlanjut.

Dunia internasional sudah mengamati sejak adanya perumahan di MK (Mahakamah Konstitusi), yang meloloskan anaknya presiden untuk ikut konstentasi pilpres. Jurnalis luar negeri memberi julukan "Baby Nepo", yang artinya anak nepotisme. Hal ini membuat Indonesia jelek dimata luar negeri.

Langkah tersebut dianggap sebagai upaya Jokowi untuk mengamankan kekuasaan dan memastikan kelangsungan kebijakan-kebijakan yang telah dicanangkan selama kepemimpinannya. 

Dalam konteks ini, banyak pihak menunjukkan kekhawatiran akan penunjukan Gibran sebagai calon Wakil Presiden di samping Prabowo Subianto, sebagai contoh nyata dari praktik politik yang menjurus kepada nepotisme. Hal ini menimbulkan pertanyaan akan kesetiaan Jokowi terhadap prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan, serta kredibilitasnya sebagai pemimpin tanpa adanya praktik nepotisme.

Terlepas dari kontroversi dan spekulasi yang berkembang di sekitar langkah-langkah Jokowi terkait dengan pembagian bansos dan rencana penempatan Gibran sebagai cawapres Prabowo, penting bagi publik untuk tetap mengawal dan mengkritisi setiap kebijakan yang diambil pemerintah. Membangun kesadaran politik dan menekankan prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan harus tetap menjadi fokus utama dalam membangun masa depan bangsa yang lebih baik.

Sebagai warga negara, partisipasi dalam pengawasan kebijakan pemerintah dan proses politik sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan kekuasaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan politik semata.

Baca Juga:
Perlu Anda Tahu, Inilah 4 Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan

Perlu Anda Tahu, Inilah 4 Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan

Obat Herbal      

29 Jan 2020 | 1139


Siapa sangka, selain dimanfaatkan untuk bumbu memasak, kunyit rupanya dapat digunakan sebagai bahan pembuat jamu. Kunyit memiliki kandungan yang sangat baik bagi tubuh. Manfaat kunyit bagi ...

Presiden Tanzania: Hanya Seorang Pemabuk Yang Mau Menerima Pinjaman Dari China

Presiden Tanzania: Hanya Seorang Pemabuk Yang Mau Menerima Pinjaman Dari China

Motivasi      

11 Jan 2021 | 1074


Disaat pemerintah Indonesia sangat genjar berhutang ke negara China dengan nominal ratusan triliun, tanpa memperhitungkan bunga yang sangat besar yang akan menjadi beban negara saat ...

Starbucks Ajak Pelanggan Peduli Kemanusiaan

Starbucks Ajak Pelanggan Peduli Kemanusiaan

Motivasi      

21 Feb 2020 | 1035


Starbucks merupakan gerai kopi yang sangat populer di kalangan masyarakat khususnya milenial. Tingginya popularitas starbucks lantas tidak membuatnya lupa dengan kewajiban sosial di ...

Basuki Setianugroho Penipu

Basuki Setianugroho Penipu

Gadget      

22 Des 2020 | 1182


...

Wisata Kota Malang yang Unik dan Menarik

Wisata Kota Malang yang Unik dan Menarik

Pariwisata      

29 Nov 2018 | 3907


Setiap orang pasti meninginkan ketika liburan berada ditempat yang mereka inginkan, baik sendirian maupun bersama keluarga ataupun teman. Sekarang ini banyak orang yang lebih memilih tempat ...

Program Pengembangan Kepemimpinan: Membentuk Pemimpin Masa Depan

Program Pengembangan Kepemimpinan: Membentuk Pemimpin Masa Depan

Pendidikan      

30 Nov 2023 | 113


Kepemimpinan yang efektif bukan hanya sekadar keterampilan bawaan, tetapi juga hasil dari pengembangan yang berkelanjutan. Universitas memiliki peran penting dalam mencetak pemimpin masa ...

Copyright © KabarCepat.com 2018 - All rights reserved